Judul Buku : Cinta Suci Zahrana
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Diterbitkan oleh : Ihwah Publishing House, Jakarta Selatan
Mei 2011, 276 hal
Genre : Sastra Religi
Sinopsis Cerita
Zahrana, seorang wanita berasal dari keluarga kelas bawah namun memiliki segudang prestasi hingga ke luar negeri.
Sebuah peristiwa menghinakan ayahnya yang berpendidikan rendah telah membuatnya ber-azzam akan sekolah setinggi-tingginya sebagaimana ujaran ibunya. “Sekolahlah yang tinggi agar hidupmu mulia dan dihormati”.
Zahrana memegang kuat janji suci itu, bahkan sampai terlena hanya mengejar pendidikan melupakan umur yang sudah ‘lewat masa menikah’. Orang tua, sahabat tak bosan mengingatkan agar segera berkeluarga. Sayang, bagi Zahrana menikah hanyalah kebutuhan sekunder yang tidak harus segera dipenuhi.
Berkali-kali datang pinangan tak satu pun berkenan dihati. Yang ada dibenaknya hanya menuntut ilmu menggapai tingkatan Sarjana yang lebih tinggi, jika perlu yang paling tinggi.
Hingga akhirnya suatu kejadian membuatnya berpikir untuk menikah, mencari orang yang tepat sebagai pendamping hidup.
Prestasi, pendidikan tinggi ternyata sama sekali bukan jaminan mudah untuk menemukan jodoh. Bahkan pendidikan tingginya tidak jarang membuat ragu pria untuk meminang karena merasa ‘minder’ tidak setara dengan tingkat ilmunya. Apalagi umur yang sudah kepala tiga membuat jalan menemukan jodoh semakin sempit. Sangat jarang pria yang berumur dan berpendidikan tinggi berstatus belum menikah, jika ada pasti mereka mencari jauh lebih muda.
Begitu menemukan seseorang yang dia anggap bisa menemani sisa hidupnya. Meski dari segi pendidikan dan keadaan ekonomi dibawah Zahrana, dia mengesampingkan ego dan harga diri memilih pria itu dengan pertimbangan ahlaknya. Ayah ibu Zahrana lega mendengar keputusan anak semata wayangnya itu.
Segala persiapan pernikahan telah siap. Namun sebuah tragedi membelah impian pernikahan indah Zahrana. Hati Zahrana hancur. Apalagi ayahnya kemudian meninggal menyusul calon mempelai pria sebelum Zahrana bisa melegakan hati sang ayah dengan pernikahan bahagianya.
Allah memang Maha Pengasih, dibalik kemalangan selalu ada kemudahan dan kesenangan. Tak di nyana seorang dokter wanita yang merawat Zahrana dikala sakit datang melamar untuk putranya Hasan. Seorang pemuda yang dulu merupakan mahasiswa bimbingan Zahrana.
Kelebihan Novel
Banyak pesan tersirat dari novel Habiburrahman seperti novel-novel sebelumnya.
Mengangkat harkat perempuan Islam melalui contoh wanita-wanita hebat pencari ilmu pada zaman Rosululloh.
Sudah menjadi ciri khas Habiburrahman untuk menyelipkan kajian tausiah bagi pembaca. Melalui contoh pelaksanaan ibadah para tokoh baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.
Sebuah pesan lain terselip bahwa kebaikan dan kejahatan sekecil apapun akan mendapat balasan dari Allah baik langsung maupun tidak langsung.
Habiburrahman selalu sukses membawa pembaca mengembara dan melihat langsung negera yang dikunjungi para tokoh. Lengkap dengan latar belakang sosial negara tersebut (Cina) dan sejarah perkembangan Islam yang ditunjukkan melalui megahnya bangunan-bangunan bernuansa Islam yang merupakan sisa kejayaan Islam di masa lampau.
Kelemahan
Pertama; banyak terdapat kalimat-kalimat tidak efektif semisal pengucapan, ‘Lina sahabat terbaik Zahrana’ secara berulang-ulang.
Kemudian jika ada satu peristiwa/kata-kata tokoh selalu diceritakan kembali dengan melalui percakapan tokoh atau dalam bentuk narasi. Seperti kalimat pada hal 136 paragraf pertama, diulang lagi pada hal 189 paragraf ketiga.
‘saatnya kau tidak melangit dalam mencari jodoh.... Mencari manusia setengah malaikat itu hal yang mustahil. Selama Pak Karman masih sholat dan puasa terima saja.......’
Kedua; terdapat ketidaksinkronan.
Pada percakapan antara ayah, ibu dan Zahrana. Tertulis Zahrana memanggil ayahnya dengan sebutan BAPAK tapi pada kalimat percakapan lain menggunakan kata AYAH.
Umur Hasan dan Zahrana dikatakan hanya terpaut 4 tahun, umur Hasan yang 29 tahun dan Zahrana 34 tahun terasa janggal. Apalagi dikatakan Hasan seorang mahasiswa yang pintar dan mendapat beasiswa untuk melanjutkan S2 di Malaysia.
Jika Hasan pintar dan menjadi lulusan terbaik setidaknya maksimal dia bisa menyelesaikan kuliah selama 4 tahun. Dengan asumsi dia lulus SMA pada umur 19 tahun ditambah 4 tahun maka di dapat angka 23 yang merupakan usia Hasan saat lulus kuliah. Kecuali dia berhenti sekolah dulu untuk bekerja atau karena alasan yang tidak dijelaskan dalam cerita.
Padahal saat menjadi pembimbing skripsi Hasan umur Zahrana diceritakan telah 34 tahun. Dengan demikian terjadi loncatan umur Hasan sebanyak 6 tahun, sementara Zahrana tidak mengalami perubahan umur dari saat menjadi pembimbing hingga akhirnya dipinang oleh ibu Hasan.
Ketiga; catatan untuk editor, banyak sekali huruf-huruf yang salah cetak. Seperti pada kata ‘Meskipun’ (salah satu contoh pada hal 131) tercetak ‘MEskipun’ dan ada beberapa kata lagi jika dicermati ada kesalahan dalam hal penulisan.
Kejanggalan lain adalah pada mata uang Cina yang tertulis YEN. Sepengetahuan saya mata uang Cina itu Yuan. Dan Yen merupakan mata uang Jepang.
Keempat; para tokoh diceritakan secara ‘hitam-putih’ terlalu sempurna. Tokoh utama selalu diceritakan cantik, pintar berpendidikan tinggi dan pada akhirnya menikah pula dengan orang yang tampan, pintar dan berpendidikan tinggi. Padahal dalam kehidupan nyata sangat jarang keberuntungan semacam itu.
Kesimpulan
Dalam novel Cinta Suci Zahrana tampak jelas tersirat bahwa tak selamanya mempertahankan ego membawa kebaikan. Boleh mencari ilmu hingga ke negeri Cina meski demikian perlu juga mempertimbangkan aspek lain seperti keluarga dan kemaslahatan ilmu tersebut kelak. Dan pernikahan bukan penghalang atau belenggu bagi pencarian ilmu pada jenjang formal.
Menikah adalah sunah Rosul jadi sebisa mungkin disegerakan agar tidak menimbulkan fitnah dan kemudharatan.
Saran
- Efektifkan kalimat, jangan ada pengulangan kata atau kalimat yang akan menimbulkan kebosanan saat membaca.
- Lebih teliti lagi dalam memberikan info dan proses editing agar tidak terjadi kesalahan penulisan.
- Sesekali buat cerita yang kondisi tokoh (secara fisik, pendidikan) sesuai dengan keadaan masyarakat yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar